Selasa, 24 Maret 2009

Ibu, .....


Ibu, .....
Kenangku dipenghujung subuh
Diiringi dengan derai air mata
Mengharu dalam dekapan rasa

Terbayang sosok seorang Ibuku
Yang susah payah mengandung
Menjaga diriku dalam kandungan
Walau harus bersusah payah

Oh Ibu, .....
Ketika aku terlahir kedunia ini
Engkau berseri dan gembira
Memberi kabar pada semua orang

Ibu, .....
Kasih sayangmu tanpa batas
Tidak mengenal ruang dan waktu
Selalu segar dalam ingatan
Dirindu anak yang jauh

Terbayang kasihmu Ibu
Menjagaku siang dan malam
Tidak engkau biarkan seekor lalat pun hinggap dibadanku
Tidak engkau biarkan seekor nyamuk menggigitku
Engkau tinggalkan makanmu ketika mendengarku menangis
Engkau membersihkan kotoranku, tanpa mengharap balasan dan imbalan

Kini, oh Ibu .....
Engkau tertawa ketika melihat anakmu menjadi pemenang
Engkau tertawa bersama tetangga saat aku bahagia
Engkau menjadi penyembuh saat sakitku
Menjadi penentram jiwa yang kalut
Ya, Allah
Pemilik subuh ini
Karuniailah Ibuku kasih sayang-Mu
Sebagaimana ia menyayangiku waktu kecil
Ya Allah
Hilangkanlah kesulitan dalam hatinya
Mudahkan segala urusannya

Hanya ini yang dapat kulakukan mengenang kasih ibu yang tidak habis dimakan zaman

Penghujung Subuh, 15 Februari 2007


Puisi ini dibacakan tanpa teks pada pelatihan Senior Cource Se-Indonesia Bagian Utara Angkatan XI HMI Cabang Palu di Eks Gedung DPRD Donggala Jl. Hasanuddin Palu

Jebakan Setan


Ratusan jebakan di tebar
Memperdaya, menggoda dan menjerat
Serta menggelincirkan manusia
pada kehidupan nista dan noda
Atas perbuatan setan

Jebakan setan,...
Memunculkan tarian dunia
Seolah madu yang tampak
Namun racun pada hakekatnya
Membunuh rasa keadilan dan kebenaran
Membantai nilai kemanusiaan

Hidup penuh dengan godaan
Mendorong berbuat maksiat
Menjanjikan kesenangan sesaat
Namun berisi penyesalan berkepanjangan tiada akhir

Berhati-hatilah
Dengan jabakan setan
Selalu taat pada ajaran dan petunjuk agama
Demi keselamatan dunia dan akhirat

Setelah Magrib, Tomoli (Ampibabo)
Jumat, 18 Mei 2006

Perjumpaan

Waktu terasa lambat berlalu
Gunda gulana menghias jiwa
Dada menjadi sesak membekas
Membuat bosan melihat kenyataan

Ingin rasa diri segera bertemu
Bercanda ria bersama
Dalam naungan kasih sayang dan kebersamaan
Sebagai arti saling membutuhkan
Wahai sahabatku

Nelayan


Rakit berayun sopan
Di iringi perahu papan
Dengan nahkoda berpakaian hitam
Membela laut menuju harapan

Hujan dan panas menjadi kawan setia
Gelombang dan angin menjadi hiburan
Demi harapan bertumpuk
Mendapatkan ikan dan udang
Demi anak isteri yang menanti

Nelayan,...
Menjalani kerja dengan ikhlas
Membantu para konglomerat mengisi perut
Tidak pernah berontak dan protes
Dengan nasib yang tak kunjung membaik
Di sertai hidup yang pas-pasan

Menjelang Siang
Di Boyantongo (Parigi)
Jumat, 18 Mei 2006.

Perpisahan

Jujur, aku berat berpisah
Dengan orang sepertimu
Yang telah mengobati rasa hati dan kepenatan jiwa

Ku coba makan dan minum
Melepaskan berat rasa hati
Tapi ternyata aku tidak butuh makan
Ku butuh dirimu selalu bersama

Arah waktu perjalanan
Selalu menghadirkan dirimu dalam hayal
Menghantarkan pada keharuan dan cita-cita
Memenuhi hasrat jiwa
Wahai kekasih hati.

Mimpi di PT. Hutamakarya, 16 Mei 2006

Rinduku

Dalam sepertiga malam
Terbangun dalam sunyi
Menyibak kegalutan malam
Yang mengekang terbalut selimut

Tergambar hati yang resah ingin bertemu
Ingin bercinta dan mengelu pilu
Menumpahkan segala kegalutan jiwa
Dan kelelahan fisik
Yang terkekang dalam kepenatan hidup

Ku-sambut belaian mesra
Di iringi tangis sadar yang menabjukkan
Gambaran jiwa yang sahdu
Yang hadir dalam diri
Kepadamu Ya, Ilahi Rabbi
Tuhan yang selalu ku rindu


Kos Tinombala, 16 Mei 2006

Hukum


Kehadiranmu mewujudkan keadilan
Yang tidak ada kompromi
Bagi yang bersalah
Walaupun dunia akan runtuh

Hukum,...
Tertulis dalam suatu kitab
Menjadi dasar pelaksanaannya
Demi cita-cita yang di damba

Hukum, ...
Ternyata engkau tidak bisa mendiri
Masih bisa dipengaruhi pelaksana
Yang menentukan idealisme

Kini terletak pada pelaksana-mu
Agar dapat di tegakkan
Bukan hanya pada orang lemah
Tetapi juga kepada orang besar
Tanpa pandang bulu dan kedudukan

Lorong Waktu Tinombala, 16 Mei 2006

Arti Hidup

Hidup adalah perjuangan
Melewati segala rintangan dan tantangan
Akan arti sebuah keselamatan abadi
Yang dijanjikan Tuhan
Keopada setiap manusia

Hidup adalah pilihan
Diantara dua hal yang nyata
Antara kutub yang berbeda
Berdasarkan kesadaran kemanusiaan
Yang ada dalam diri setiap insan

Hidup adalah kesadaran
Melewati segala dinamika hidup
Menumbuhkan kedewasaan dan kematangan
Akan arti hidup yang sesungguhnya

Abang Becak


Dayung abang becak membela keramaian
Diantara ketatnya persaingan hidup
Dalam teriknya panas matahari
Dengan semburan debu-debu jalanan
Demi mencari setitik harap
Akan hidup yang lebih baik

Abang becak,...
Tidakkah engkau perhatikan sepanjang jalan
Rumah-rumah mewah berderet
Dengan taman-taman indahnya
Yang tidak pernah memperhatikanmu?
Bukankah mereka itu juga manusia seperti dirimu?

Ini bukanlah kata profokasi
Melainkan mencoba membuka lembaran hidup
Abang becak di antara rumah mewah
Dalam naungang kebijakan ekonomi pemerintah
yang menjanjikan kesejahteraan dan pembangunan
yang merata

Mencoba mengetuk hati para insan
Akan arti hidup kemanusiaan
Yang memperhatikan sesamanya
Dengan rasa ikhlas dan sadar
Akan adanya Tuhan Yang Kuasa

Pedagang Tradisional


Pedagang tradisional,...
Terik matahari selalu menjadi teman setiamu
Untuk menunggui barang daganganmu
Agar laku dan terbeli

Engkau begitu tangguh
Bergelut dengan panas matahari itu
Melawan kantuk dalam diri
Menghirup debu jalanan

Seakan tidak ada penyesalan dalam diri
akan profesimu
Walaupun harus tersingkir dan terusir dari kejamnya persaingan dengan pemilik modal besar
Tersisih dan terkasihani
Menjadi manusia yang tak mampu dan lemah

Pedagang Tradisional
Sungguh, ...
Tabah dirimu dengan keadaan ini
Demi mengharapkan sedikit keuntungan
Guna memenuhi kebutuhan hidup
Demi cita-cita akan lebih baik

Perjuangan

Desing peluruh zaman
Membuat panik alam
Tersentak dalam diri
Menimbulkan tanda tanya
Akan arti semua kebersamaan

Inilah alam nyata
Perjalanan dan perjuangan hidup
Menyaring para pejuang
Diantara para penghianat
Tentang arti kebersamaan

Itulah,...
Di saat senang banyak yang mengaku
sebagai pejuang dalam barisan ini
Tapi, saat di susah
di mana mereka semua
Mereka telah lari dari cita-cita ini
Meninggalkan dan cari selamat sendiri

Sungguh amat sakit hati ini
Saat sendiri menghadapi para derita
Harus bertarung menyambung nyawa
Akan sebuah cita-cita

Memang,...
Perjuangan selalu meminta korban
Mungkin kami inilah yang jadi korbannya
Menjadi tumbal cita-cita ini

Wahai,.... bumi yang kucinta
Dengarkanlah kata hati ini
Bahwa aku telah bertekad mengorbankan jiwa dan ragaku hanya untukmu

Akan sebuah arti perjuangan
Biarlah aku yang menjadi tumbal dari perjuangan ini
Biarlah aku di catat oleh sejarah
Sebagai orang yang nekat

Bukan maksudku untuk menyombongkan diri
Bukan ingin membanggakan diri akan arti idealisme
Tapi inilah jalan hidup yang ku tempuh
Jalan yang telah aku mengerti dengan sangat sadar
Yang tidak akan ada penyesalan dalam diri untuk larut di dalamnya.

Cinta Dunia Jurnalistik

Ketika ku menganal dirimu
Engkau begitu ideal
Engkau begitu menggoda
Begitu indah dan menawan
Semuanya bagiku

Membuat tak berdaya diriku di depanmu
Membuat remuk tulang-tulangku
Hingga hilang kekuatan diri
Semuanya hanya kepadamu.

Kini, ku yakin dengan sadar
Aku ingin menggapaimu
Aku ingin bersamamu
Wahai cintaku yang kudamba
Cinta yang ingin ku raih
Hidup bersamamu

Lalu aku termenung
Dalam nokhtah perasaan
Tentang cinta ini
Yah,...
Aku sadar dengan kesadaran penuh
Bahwa aku telah jatuh cinta
Jatuh cinta, .... kepadamu
Wahai dunia Jurnalistik

Puisi ini di bawakan tanpa konsep pada penutupan Pelatihan Jurnalistik Intensif PII Wati Wilayah Sulteng dan Sulawesi Pos di Mess Pemda Poso 30 April 2006

D o a

Ya Allah,...
Kesalahan telah menutupi kami
dengan pakaian kehinaan
Perpisahan dari-Mu telah membungkus kami
dengan jubah kerendahan
Besarnya dosa kami telah mematikan hati kami
Tidak sanggup kami sampaikan doa,
Karena seringnya kami melalaikan perintah-Mu
Karena cepatnya kami melakukan larangan-Mu
Karena kurangnya kami mensyukuri nikmat-Mu
Namun kami beranikan diri juga bermohon pada-Mu
Karena kami tahu Engkau amat pemurah
kepada mereka yang menghadap-Mu
Dan menemui-Mu dengan penuh harapan

Inilah kami, Ya Allah
Bersimpuh di pintu keagungan-Mu
Bergetar berserah diri pada-Mu
Kami sampaikan pada-Mu,
Betapapun besarnya rasa malu kami
Permohonan hamba-Mu yang rendah dan hina

Ya, Allah, ....
Masihkah berguna pengakuan dosa yang kami lakukan?
Masihkah menolong pernyataan nista yang kami kerjakan?
Apakah saat ini Engkau telah menjatuhkan murka-Mu?
Apakah kini, pada saat kami berdoa, Engkau telah menciptakan kemarahan-Mu?

Wahai Yang Maha Suci,
Apapun yang terjadi kami tidak akan putus asa terhadap-Mu
Bahkan ingin kami sampaikan ucapan hamba-Mu
Yang hina,
Yang menganiaya diri,
Yang meremehkan kebesaran Tuhannya,
Yang dosa-dosanya makin membesar,
Bersama hari-hari hidupnya.
Sehingga sampailah saat ketika kesempatan berbuat telah terlambat dan maut telah menjemput
Yakinlah ia tidak ada tempat berlari dan berlindung
Kecuali pada naungan-Mu
Datanglah ia menghadap-Mu
Dengan ketulusan taubatnya
Bersimpuh di hadapan-Mu
Dengan hati yang bersih suci
Menyeru-Mu dengan suara parau dan gemetar
Ia merunduk di muka-Mu sampai melengkung punggungnya
Menunduk di depan-Mu sampai rebah kepalanya
Kakinya berguncang karena takutnya pada-Mu
Air matanya deras membasahi pipinya seraya memanggil-Mu: Ya Ar-Hamar Rahimin

Wahai Yang Maaf-Nya lebih sering dari siksa-Nya
Wahai Yang Ridha-Nya lebih besar dari murka-Nya
Wahai Yang Selalu Menganugerahkan ampunan pada Makhluk-Nya
Wahai Yang selalu Menerima taubat hamba-Nya
Naungi dosa-dosa kami dengan awan rahmat-Mu
Curahilah aib-aib kami dengan hujan kasih-Mu
Jangan lewatkan kami, pada hari kiamat
dari sejuknya ampunan dan maghfirah-Mu
Jangan tinggalkan kami dari indahnya maaf dan pengampunan-Mu
Wahai Yang Maha Cepat Ridho-Nya
Ampuni orang yang tidak memiliki apa pun kecuali doa
Sungguh, engkau berbuat sekehendak-Mu
Wahai Yang Asma-Nya jadi penyembuh
Yang menanti-Nya jadi kekayaan

Ampuni orang yang modalnya harapan dan senjatanya hanya tangisan
Wahai penabur karunia ! Wahai penolak bencana !
Wahai Nur yang menerangi mereka yang terempas dari kegelapan !
Wahai Yang Maha Tahu tanpa di beri tahu !
Sampaikan rahmat-Mu pada Muhammad dan keluarga Muhammad
Lakukan pada kami apa yang layak bagi-Mu
Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada Rasul-Nya serta imam yang mulia dari keluarganya
Sampaikan salam pada mereka, salam yang banyak.

Sumber : Jalaluddin Rakhmat dalam Jalaluddin Rakhmat, Khotbah-Khotbah di Amerika, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm 110-113

Sekuntum Bunga

Harum bunga semerbak
Membuat ceria suasana kehidupan
Menambah rindu rasa hati akan kekasih
Yang jauh dirantau

Ingin ku gapai keharuman bunga
Kepersembahakan kepada kekasih tercintaku
Dalam naungan cinta terbaik
Agar dia senang dan bahagia

Tapi, kini sang kekasih begitu jauh
Yang ada hanya hayalan dalam hidup
Menambah pengharapan dan cita
Dihadapan sang bunga yang harum

Bungaku,...
Engkau tempat pelipur harapku
Yang ku harap mengerti akan perasaanku
Akan kurawat dan kujaga
Agar suatu saat nanti dapat ku persembahkan sekuntum bunga kepada kekasih hatiku
Dengan perasaan tersayang.

Dalam Tangis Harapan

Oleh : Ruslan H. Husen

Menangis di tengah malamm yang sunyi dan sepi
Diiringi buaiyan angin malam
Tersendu pilu memelas hati
Disertai linangan air mata
Sebagai gambaran rasa hati akan harapan

Oh, Tuhanku,..
Yang menguasai segala sesuatu
Pertemukanlah aku dengan harapanku
Yang kunanti nan kucinta
Tersenyum melambai di seberang sana

Sudah putus asa rasanya diantara harapan
Dalam perjalanan hidup
Berkecimpung dalam tantangan dan masalah

Oh, Tuhanku, ...
Hanya Engkaulah tempatku memohon
Demi munculnya mukjizat
Sebagaimana yang terjadi pada orang terdahulu
Yang telah Engkau berkahi dan kasihi

Terima Kasih Tuhan

Oleh : Ruslan H. Husen

Tuhan, ...
Ku mencoba hadir dalam dekapan-Mu
Menyebut dan mengingat-Mu
Sebagai zat pemberi kehidupan
Menyempurna yang kurang

Hadir kini penyesalan dalam hati
Di antara desahan hati yang terus mengalir
Membuat sesat rasa hati
Air mata pun berhenti mengalir
Ditambah tangis yang tak lagi terdengar
Dengan alunannya yang pilu memelas

Ya, Tuhan,...
Tak ada kekuatan untuk berbuat
Tanpa pertolongan-Mu
Engkau telah memberikan kebutuhanku
Disaat aku tidak menyangkanya
Dalam kesadaran terbesarku

Ya, Tuhanku,...
Ku terus mengingat-Mu
Menuntut diriku untuk bersyukur
Dalam diri dan kehidupan sosial
Atas nikmat yang Engkau berikan.

Hujan Yang Dinanti

Oleh : Ruslan H. Husen

Awan gelap menggulung
Menutupi sinar matahari
Membuat senja suasana alam
Membuat rindu rasa hati
Akan kehidupan yang damai

Gerimis mulai turun sebagai permulaan
Diikuti suara angin menderu dingin
Sembari kemudian diikuti hujan yang di nanti
Menyirami bumi yang haus dan kering
Membuat gembira makhluk bumi
Utamanya tanaman bumi

Hujan yang dinanti
Membuat bumi bercahaya kembali
Dipenuhi rasa kehidupan yang damai
Menuntut insan untuk bersyukur

Korupsi


Oleh : Ruslan H. Husen

Engkau bentuk menyeramkan
Yang ditakuti oleh orang banyak
Yang tidak memiliki rasa kemanusiaan
Membuat kemiskinan merajalela

Namun,..
Engkau juga dicintai
Oleh para pribadi-pribadi setan
Dalam mencari kenikmatan sementara
Yang semu dan menipu

Korupsi,...
Engkau telah membudaya di negeriku
Menjadikan pribadi setan bertambah banyak
Mulai dari lapisan birokrasi elit sampai birokrasi melarat sekalipun

Korupsi,...
Ku ucapkan dengan rasa sedih kepadamu
Sebagai pemenang dalam permainan ini
Yang berhasil menipu kami semua

Korupsi,..
Harus engkau ingat dengan sebaik-baiknya
Bahwa suatu saat nanti engkau akan mati
Terkubur menjadi sampah sejarah yang hina
Atau sakit terlunta-lunta dalam penyesalan sepanjang masa dalam kehidupan

Organisasiku

Ruslan H. Husen

Dinamika kehidupan
Terus bergulir yang entah kapan berakhirnya
Menggilas siapa saja yang dilalui
Dalam tinta sejarah peradaban

Organisasiku, ....
Engkau hadir di alamku
Memberikan secercah harapan
Memberikan pandangan hidup
Dalam bingakai Ideologi kemanusiaan
Untuk sukses dalam kehidupan
Menghalau rintangan dan tantangan yang ada

Keraguanku kepadamu
Bukan berarti kelemahanmu
Melainkan ketidakmampuanku dan
Ketidak keberdayaanku
Menghadapi realitas

Organisasiku, ...
Aku telah berhutang budi kepadamu
Menuntut kesadaran diriku
Mengajak orang lain ikut bersamamu
Dalam pencapaian cita-cita
Yang mulia dan agung

Munajat Iman Al-Husain

Ya Allah,...
Tiada kami ketahui hakekat
Keagungan-Mu,...
Namun kami yakin
Kau Maha hidup dan maha mandiri ....
Tiada akan pernah rasa ngantuk
Dan lupa menghinggapi-Mu...
Mata tak mampu menjaring dzat-Mu...
Lidah menjadi keluh...
Mulut pun membisu....
Akal membeku ....
Membingkai-Mu, melukiskan-Mu...
Engkau kuasa melihat semua
Yang tak terlihat ...
Engkau dapat hitung semua
Yang tak terbilang ...
Engkau ayun-ayunkan ubun-ubun
Para pembangkang ...
Engkau tegakkan kerajaan langit
Tanpa pilar tanpa tiang ...
Ya Allah, majikanku ...
Kasihanilah kami ...

Dikutip dari : muhsin Labib, Husain Sang Ksatria Langit”, Lentera, Jakarta, 2004.

Tangisku Mencarimu 

Oleh : Ruslan H. Husen

Ibu dimana kamu berada kini
Ayah dimana kamu sekarang
Adik ini kakak mencari kita semua
Agar bisa berkumpul seperti dulu lagi

Apakah kalian semua masih hidup ?
Ataukah sudah wafat dan berada diantara ribuan mayat penuh lumpur itu ?
Tapi,...
Mengapa tidak kutemukan kalian semua
Yang kudapatkan hanya wajah penuh lumpur yang tidak kukenal dan telah lama kaku dalam bisu
Ibu, Ayah, Adik ....
Dimana kalian semua berada
Apakah kalian tega meninggalkan aku sendiri
Bagaimana masa depanku nanti
Tanpa kalian semua disisiku

Wahai Ibu, Ayah dan adik
Tangisku mencarimu kini telah habis
Air mataku telah lama kering
Kini ku mengharap ada kasihmu hadir dalam setiap manusia dihadapanku ini
Guna menyambung masa depanku kembali.

Ditulis Atas Inspirasi Seorang Anak Aceh Yang Kehilangan Semua Anggota Keluarganya Akibat Tsunami Di Aceh Pada 26 Desember 2004 Lalu.

Tsunami


Oleh : Ruslan H. Husen

Dari samudera yang luas
Air gelombang samudera yang dahsat
Menghempaskan rumah-rumah
Menghancurkan gedung-gedung
Menghanyutkan kendaran dan manusia
Semuanya hancur lebur tak berbentuk normal
Tidak ada yang bertahan dalam gelombang itu

Sungguh, ....
Kedahsyatannya tidak ada kekuatan yang menandinginya
Belum pernah terpikir dalam pikiran dan hayal

Kini semuanya mati terkapar penuh lumpur
Semuanya hancur tidak tersisa

Anak kehilangan orang tuanya
Suami kehilangan anak, dan isterinya
Kehilangan saudara dan tetangga
Kehilangan rumah tempat berteduh
Bahkan kehilangan masa depannya
Semuanya kehilangan, semuanya bersedih, dalam
Tetesan air mata akibat Tsunami
Yang telah membawa peringatan bagi yang hidup
Untuk memperbanyak amal kebaikan

Ditulis Pada Saat Detik-Detik Peringatan Tsunami Di Aceh Tanggal 26 Desember 2005.

Hari Raya

Oleh : Ruslan H. Husen

Kasih Tuhan hadir dihati
Menyejukkan perasaan dalam jiwa
Memperbaiki hubungan antar sesama
Dalam kebahagiaan bersama
Di hari raya ini

Hampir tidak ada wajah lesuh
Yang menggugah rasa bagahia
Semuanya menyatu dalam kasih sayang
Sebagai nikmat dari Tuhan

Padamu Malam

Oleh : Ruslan H. Husen

Suara jengkrik bersahutan
Di iringi dengan suara binatang malam
Anginpun berhembus dengan santai dan mesranya
Meniscayakan kekuatan alam tanpa batas

Padamu malam, ...
Cinta menggelora dalam jiwa
Dihadapan pasangan yang “asing”
Menumbuhkan dahaga asmara
Dalam lautan kasih sayang

Padamu malam, ...
Ku dapatkan kenangan indah
Di dalam mahligai malam pertama
Dalam taburan bunga-bunga yang harum
Yang tak akan dilupakan dalam hidup

Cinta Dalam Hati

Oleh : Ruslan H. Husen

Asmara dan cinta melanda hati
Menggugah dinamika kehidupan
Menambah rasa rindu hati
Yang terus bergemuruh

Cinta dan sayang sang dara
Sangat di paham dan di mengerti
Menggelora dalam kalbu
Terbaca dalam sikap dan bicara

Hanya itu yang bisa terjadi
Memendam gelora asmara dalam hati
Sebagai sebuah ungkapan cinta dalam hati
Yang tidak tahu kapan akan berakhir

Jatuh Cinta

Oleh : Ruslan H. Husen

Dunia serasa sepi tanpa dirimu
Mata ingin selalu memandangmu
Telinga selalu ingin mendengar suaramu
Bercanda ria selalu
Dalam naungan cinta asmara

Alangkah sempurna Tuhan menciptakanmu
Dirimu kupuja dan kusanjung
Seakan tidak ada cacat dalam dirimu
Engkaulah bidadariku
Yang kunanti dan kusayangi

Tapi ....
Aku tidak bisa mengungkapkan isi hati ini
Bahwa aku sayang padamu
Aku membutuhkan kasih dan sayangmu
Aku hanya mengaharap mukjizat terjadi padaku

Larut dalam hayalan
Mabuk dalam lautan cinta
Hanya itu yang bisa kulakukan
Sebagai ungkapan rasa cinta dan sayangku
Olehnya mengertilah kekasih hati
Bahwa aku jatuh cinta kepadamu

Wisudamu Yang Indah

Oleh : Ruslan H. Husen

Fajar telah menyingsing
Menyibak gelap malam yang kelam
Membaharui dunia kelam nan sepi
Dalam naungan cinta Ilahi yang sejati

Senyum segar terpancar cerah di wajahmu
Sebagai pertanda bahagia di hati
Menggugah kesumpekan dan jumudnya dunia
Membongkar rasa sedih di jiwa
Oleh diri dan keluarga setia

Baju kebesaran terpakai
Toga dikepala menambah gagah diri
Bagai malaikat yang turun kebumi
Menghilangkan susah dalam diri manusia

Kini engkau telah sarjana
Acara wisudapun sudah dijalani
Namamu bertambah panjang dengan titel
Kini tantangan di depan menanti
Menunggu amal bakti dan budi
Demi pengabdian diri
Kepada bangsa dan negara.

Kematian

Oleh : Ruslan H. Husen

Ketika, ...
Mata berhenti melihat
Telinga tak mampu mendengar lagi
Lidah tidak bisa berbicara lagi
Napas tak lagi bisa keluar masuk dari hidung
Jantung, nadi sudah tidak berdetak lagi
Badan menjadi kaku dan pucat
Di situlah kematian menjadi raja

Dimana letak kesombongannya dulu
Berjalan didunia seakan menjadi penguasa
Dengan lantang memproklamirkan diri menjadi Tuhan
Katanya tidak membutuhkan orang lain
Sebab dia dapat melakukan apa saja dengan uang

Kini kau terbaring tak berdaya
Bagai batu sungai yang rela diinjak sekalipun
Berjalan sudah tidak bisa
Memerintah tidak ada lagi kuasa
Hanya menunggu yang pasti
Di salatkan dan di kuburkan
Menuju perjalanan selanjutnya
Ditemani dengan amal perbuatan
Selama hidup di dunia

Ya, Tuhanku

Oleh : Ruslan H. Husen

Tuhanku, ...
Enkau hadir disetiap ruang dan waktu
Penguasa mutlak zaman
Penentu hukum-hukum alam
Kekuasaannya meliputi segalanya dan tak terbatas
Yang ada di bumi dan dilangit
Penentu di alam materi dan non materil
Yang tidak dapat diugkap dengan kata dan rasa

Diriku bagian dari kekuasaannya yang mutlak
Pengetuk pintu ke-Tuhanan
Pendamba cinta sejati kepadanya
Penghibur kala duka
Pengobat kala kalut

Tuhanku, ...
Tempat mengadu segala masalah
Tujuan yang asyik dalam bercinta
Menambah rasa yakin dalam jiwa
Tempat kembali yang dicita-citakan

Ibuku Sayang


Tangan-tangan Tuhan hadir padamu
Membelai dan membesarkan daku
Menjaga diriku dari lalat dan nyamuk
Membimbing hingga daku dewasa

Kini engkau beranjak senja
Tetapi rasa sayang tidak pernah putus
Selalu merindu membelai diriku
Menjaga dan melindungiku.

Oh, Ibu,....
Dalam rintihan kasih sayangku
Tidak akan pernah sebanding dengan curahan kasih sayang yang pernah engkau beri
Sekalipun seluruh hidup ku abdikan
tidak akan sebanding dengan perjuangannmu jua

Oh, Ibu,...
Dalam tetes air mata ini
Aku ingin mengabdi kepadamu
Menjaga dan melindungimu
Menjadi tangan utama kasihmu
Yang selalu hadir di bumi

Oh, Ibu, ....
Dalam sedihku, aku kini berada jauh darimu
Terpisah oleh waktu dan ruang bersamamu
Ingin rasanya ku pulang
Memeluk dan mencium dirimu
Dan kembali hanyut dalam peluk kasih sayangmu.

Waktu Siang, di Tomoli (Ampibabo)
Kamis, 18 Mei 2006.

Ibu, Maafkan Aku

Oleh : Ruslan H. Husen

Terjungkal dalam kubangan nista
Berenangan dalam lautan nanah
Terjebak di gua berduri
Merengkuh pilu dalam cacian manusia
Hidup bagai sampah busuk
Dibuang dan dibakar

Ibuku Sayang,...
Engkau, tetap seperti dulu
Entah apa yang menggerakkan kemuliaan
Menjadi penolong sejatiku
Berubah menjadi Tuhan yang penuh cinta
Menambah suasana haru dalam jiwa
Yang mendambakan kasih dan sayangmu

Ibuku Sayang,...
Ku sering memaki dan mencacimu
Membuat air matamu keluar
Desah pilu menjadi hal yang biasa
Tapi tidak ada keperdulianku sedikitpun
Malah terselip kebanggan dalam hati
Berhasil membuktikan aku tidak terikat dan bebas
Lari dari cinta dan kasih sayang

Tapi, kini bertapa kusadari
Dengan kesadaran penuh
Engkau begitu mulia dan agung
Tanpa bisa ku membalas jasa dan pengorbanan
Sampai kapanpun jua

Anakku Sayang

Oleh :Ruslan H. Husen

Anakku Sayang,...
Dirimu adalah hartaku yang sangat berharga
Yang tidak akan bisa dinilai dengan uang
Nilai trilyunan, masih jauh lebih kecil
Menjadi kebanggaan disetiap zaman
Bahkan ketika jiwa meninggalkan raga

Anakku Sayang,...
Harapan masa depan zaman
Penerus cita-cita perjuangan
Pembagi suka bahagia
Pengobat segala derita zaman
Penyejuk mata dan hati
Penolong di alam kubur

Anakku Sayang,...
Adakah hadir dalam cita-citaku ?
Menjadi penerang dikegelapan
Bersedia berkorban demi kepentingan umum
Demi perbaikan kemanusiaan.

Negeriku Tercinta

Oleh : Ruslan H. Husen

Hijau alam raya membentang
Samudra yang tersenyum mesra
Dalam luas yang tidak terkira
Memuat anugera Ilahi yang tak ternilai
Yang tidak habis dimakan generasi

Di negeri sana pula
Hadir jiwa-jiwa
kelaparan ditengah lumbung makanan
Kehausan di dalam air yang jernih
Kehujanan di arena gedung bertingkat
Kedinginan diantara mutiara selimut

Bukannya bisu tak melawan realitas
Tapi suara telah habis
Dalam tarikan perlawanan tanpa akhir
Hingga keluar dari keterpurukan ini
Demi cita-cita kemanusiaan yang abadi
Inilah keadaan dinegeri tercintaku

Syariat Manusia Modern

Oleh : Ruslan H. Husen

Ketawa terbahak-bahak seakan tidak ada dosa
Menangis seperti orang sufi yang suci
Kadang juga menghayali kehidupan dengan terlahir sebagai anak dewa atau raja
Dengan melawan sang waktu
Duduk menjadi raja tanpa masalah
Di depan sang nabi modern

Jadwal acara telah menjadi syariat
Menuntut untuk dilaksanakan dan diikuti
Dengan ancaman rugi hiburan dan mode
Mengetengahkan kepuasan semu yang abstak

Syariat Tuhan telah diganti
Menjadi syariat yang dipunyai mayoritas manusia modern ini
Mendikte dan mengatur kehidupan
Mulai dari pagi sampai datang kembalinya pagi
Demi kepuasan semu didepan televisi

Ilmu Pemberian

Oleh :Ruslan H. Husen

Ilmu pemberian denganmu, denganmu
Sejarah menjadi hidup
Bernyanyi dengan sang ruang dan waktu
Masa depan menjadi nyata
Dalam kebahagiaan yang hakiki
Menambah tinggi derajat kemanusiaan
Dalam lautan ilmu pengetahuan
Hasil pemberian Ilahi Robby

Lihatlkah, insan berilmu,...
Ucapannya menjadi obat masalah
Karyanya sesegar embun pagi
Yang tak lapuk dimakan zaman
Dinanti sepanjang sang generasi
Menambah damai kehidupan
Demi cinta kepada Tuhan segalanya
Sang pemberi ilmu pengetahuan yang mutlak.

Sahabat Sejati

Oleh : Ruslan H. Husen

Dunia menjadi saksi nyata
Dalam naungan sejarah kemanusiaan
Menggoyahkan kesombongan sang dermawan
Merobohkan kekokohan derita
Dalam rakit cinta sang Nabi

Lihatlah,…
Derita diri menjadi terbagi
Kebahagiaan menjadi milik bersama
Membuat frustasi setan modern
Di samudra kehidupan yang ganas
Bersama sahabat sejati

Sahabat sejatiku,..
Walau kadang ada perbedaan
Jiwa tetap menjadi satu tujuan
Merakit masa depan bersama yang ceria
Dalam naungan cinta kasih Ilahi

Janjimu Kepadaku

Oleh : Ruslan H. Husen

Warna-warni keindahan
Menyatu dalam alunan sang raja
Menguasai peri cinta dan asmara
Di samudera cinta yang terus bergejolak
Yang penuh dengan harapan dan hayalan
Demi cita-cita kehidupan

Janji menjadi senjata pamungkas
Melumpuhkan sejuta dinamika kehidupan
Dalam kanfas harapan sejarah,
Hanya itu yang ada dan diberi
Menggoyahkan tahta suci kemanusiaan

Kini janji tinggallah janji
Menambah penasaran sang jiwa
Hingga Tuhan-pun menjadi arena pengaduan
Yang disaksikan air mata harapan

Ini adalah pemberian saat ini
Yang patut disesali
Yang hanya menambah gelisah jiwa
Dalam realisasi kehidupan yang semu

Mimpikah diriku

Ruslan H. Husen

Dimalam yang indah, seindah hatiku
Ku berjalan menyusuri dunia
Tidak ada beban dan derita dalam jiwa dan ragaku
Semua menjadi milikku
Yang merindu akan kehadiranku

Ku dengar alunan musik secerah perasaanku
Makan, makanan sang raja kaya dan berkuasa
Tidur dalam ranjang yang empuk dan lembut
Ditemani bidadari yang cantik bermata jeli

Kantongku penuh dengan uang yang tidak terhitung
Pegawai setia melayani selalu siap
Dalam istana yang serba antik dan mahal

Tapi tatkala ku terjaga dalam tidur
Aku lihat sebagian anggota tubuhku
Tanpa pakaian dan kain
Baju yang ku kenakanpun robek
dan penuh dengan tambalan yang kusam.

L a p a r


Oleh : Ruslan H. Husen

Lapar,...
Kehadiramu tidak pernah diharapkan
Engkau menyebabkan
jiwa tertekan dan terangsang
Semua ingin mengusir dirimu dari kehidupan
Agar tidak hadir lagi dalam diri
Sebagai beban yang harus disingkirkan

Lapar,...
Engkau menjadi beban setiap makhluk
Menjadi raja di setiap waktu dan tempat
Memaksa ...
Setiap insan untuk memenuhi keinginanmu
Tidak perduli panas, hujan, malam ataupun siang
Tidak mau tahu tua atau muda
Kaya atau miskin
Menjadi Tuhan makhluk modern
Akan kepuasaan materil belaka
Yang harus dipenuhi dalam setiap hari.

Kekasihku

Oleh : Ruslan H. Husen

Engkau di ciptakan
sebagai pelengkap kekuranganku
bertindak sebagai mitraku dalam
membangun peradaban dunia
Keserasianmu, begitu cocok
dengan apa yang terdapat dalam diriku
Engkau adalah tempat pertamaku
bertukar pikiran dalam menghadapi masalah hidup
Aku begitu bangga dan bahagia
dapat hidup bersamamu
dalam suka dan duka.

Oh, Tuhanku
Jadikanlah Ia menjadi sahabat sejatiku
yang menyenangkan di dunia ini
maupun diakhirat nanti
sebagai penyelamat diri dan keluarga.

Wanita Shalihah


Oleh : Ruslan H. Husen

Wanita Shalihah ,…
adalah wanita yang
tidak keluar dari fitrahnya
Yang menjadikan auratnya hanya untuk
suaminya tersayang
Tidak memperdagangkan auratnya kepada
semua laki-laki
Tidak mau dirinya dieksploitasi untuk
kepentingan bisnis

Wanita shalihah,…
adalah yang memperhatikan dan ikut serta
dalam perjuangan dan perbaikan masyarakatnya
Tanpa,
Melupakan kewajibannya di dalam rumahnya
Darinya lahir
para mujahid pembela kebenaran

Maka berbahagialah,
Orang yang di dalam rumahnya
hadir wanita ini,
karena semua yang ada di bumi ini selalu mengharapkan akan kehadiran
akan cinta dan kasih sayangnya
sepanjang masa.

Bidadari Dunia

Oleh : Ruslan H. Husen

Kesegaran embun pagi
dikalahkan oleh jiwanya,
Kata-katanya menghayutkan batin
dan menumbuhkan pengharapan masa depan,
Di dalam rahimnya
bersemayam kusician Ilahi
untuk Mujahid kebenaran dan keadilan

Dia memiliki cinta yang suci dan tulus
Sementara di dalam dekapannya
tergores masa depan yang indah dan cerah

Keagungan, kemuliaan, dan kesuksesan
masa depan menjadi miliknya sepenuhnya.
Kemuliaannya…
tidak dapat diukur dengan ukuran di dunia ini
Karena dialah yang dicari
Wanita yang memiliki dan menjadi
Bidadari Dunia
Sebagai sahabat yang menyenangkan
Didunia dan akhirat nanti.

Kebahagia Hakikat

Oleh : Ruslan H. Husen

Ketika aku datang
Dan bersimpuh didepanmu
Seluruh jiwa-jiwa melayang-layang
Dalam angkasa kenikmatan sejuta makna

Yang seribu kata ku-ucapkan
Tarikan nafas kulakukan
Desahan yang keluar
Untuk melukiskan dirimu
Ku tidak akan kuasa jua
Tidak akan mampu melukiskan dirimu
yang sebenarnya

Yah,…
Hanya aku yang merasakan
Dengan sangat pasti
Tanpa bisa di bagi dengan orang lain
Dalam cerita sejarah
walaupun dengan cerita-cerita
Dalam mengungkap tentang
Kebahagian yang abadi dan hakiki
Dalam dekapan cinta sang Ilahi
Pemilik segala kebahagiaan

Kemunafikan

Oleh : Ruslan H. Husen

Apa yang tidak bisa kudapatkan
Dalam kehidupan ini
Ucapan, janji dan amanah
adalah senjata pamungkas
Yang selalu mengawal dan melindungiku
Dalam mendapatkan kebutuhan

Aku,…
Tidak akan perduli sedikit-pun
Dengan orang yang memaki dan mencaciku
Karena kebohonganku, keingkaranku
Dalam melalaikan, mengingkari
Amanah yang diberikan kepadaku

Malah aku akan terus berbuat hal yang sama
Demi melindungi kepentinganku
Sampai Tuhan-pun tidak akan kuasa
Menahan kehendakku

Apa Yang Terjadi Dalam Diriku

Oleh : Ruslan H. Husen

Apa yang terjadi dalam diriku ?
Di setiap saat dan tempat,
Ketika, ...
Engkau hadir menyeruak
masuk kedalam tabir imajinasiku
Aku bingung, gelisah
tapi ku bisa berfikir
Selalu dan selalu tentang dirimu.

Apa yang terjadi dalam diriku ?
Aku, ...
Selalu merindukanmu,
Selalu ingin melihat dirimu,
dan mendengar suara sayangmu
Ku mencita-citakan dirimu
Ceria dan bahagia dalam lautan kasih sayang

Apa yang terjadi dalam diriku?
Aku mengharapkan
Engkau pun memiliki perasaan yang sama
Yah,... perasaan yang sama
Tentang apa yang ku alami terhadap dirimu

Apa yang terjadi dalam diriku ?
Aku serba salah di dekatmu
Aku selalu memperhatikanmu
Aku cemburu ketika melihatmu bersanding



Ternyata, inikah yang dinamakan jatuh cinta ?
Yang akan menimpa setiap insan
Sekali lagi, inikah cinta ????
Tapi cinta yang mana ?

Ternyata,..
Aku semakin bingung
Tentang apa yang terjadi dalam diriku
Walaupun ku sempat bercerita dalam kebingungan
Yang disaksikan alamku.

Kepalsuan Abadi

Oleh : Ruslan H. Husen

Dengan dirimu
karakter orang akan berubah
Engkau bagai raja bagi manusia-manusia modern
Semua tunduk dan patuh pada kehendakmu
Dalam naungan kepalsuan abadi

Janji yang tidak di tepati
Amanah yang tidak dilaksanakan
Ucapan yang selalu bohong
Menjadi senjata pamungkas bagimu.

Lihatlah manusia-manusia itu
Mengejar pemenuhan kebutuhan materi
Dengan segala cara dan upaya
Dalam naungan kepalsuan abadi
yang merajainya.
Saling memakan, saling mematikan
Demi tujuan semu yang sementara.

Kepalsuan abadi, menjadi senjata ampuh
Setan-setan modern dalam kanjah globalisasi
Dalam menghancurkan dan membinasakan
nilai-nilai kemanusiaan
Di ganti dengan rekayasa kehidupan
Yang Tuhan pun dapat di tipu dan di bunuh
Demi kenikmatan para pemuja-pemuja
Kepalsuan abadi.

Rabu, 11 Maret 2009

Persaudaraan

Warna menjadi bagian hidup
Menentukan identitas diri
Antara hiruk-pikuknya dunia
Guna menemukan cita-cita bersama

Sahabat,....
Mengerti dan gemar membantu
Hadir dalam diri pribadi dan sosial
Menjadi bagian kebersamaan
Suka dan duka

Bermacam sikap dan karakter
Menyatu dalam selimut bersama
Menimbulkan kehangatan tercerah
Dalam indahnya rasa persaudaraan

Rak Kom Hukum
Masjid DPRD Kota Palu
Minggu, 21 Mei 2006